Pages

Senin, 30 November 2009

TNI AL-LAPAN Kembangkan Rudal Nasional

Markas Besar TNI Angkatan Laut dan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) akan mengembangkan dan membuat peluru kendali (rudal) nasional. Rencananya, rudal darat ke darat sejauh 20 kilometer ini akan diproduksi pada tahun 2006-2007 mendatang.

Rencana pembuatan peluru kendali tersebut diungkapkan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh dan Kepala LAPAN Mahdi Kartasasmita kepada wartawan usai penandatangan MoU kerja sama pembuatan rudal di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (7/2/2005).

Menurut Bernard, pengembangan dan pembuatan rudal nasional ini sagat penting, karena selama ini Indonesia memiliki sejumlah roket dan rudal yang dibeli dari luar negeri, khususnya dari AS dan Perancis. Namun karena terjadinya embargo sejumlah peralatan tempur, kemampuan militer menjadi lumpuh.

"Untuk itu, kita mengawali untuk mencoba memproduksi sendiri. Masalah data dan kemampuan rudal tentunya untuk sementara belum bisa dibuka," jelasnya.

Pembuatan rudal, jelas Bernard, tidak dalam konteks untuk upaya offensif, tapi pertahanan negara kesatuan dari ancaman luar. Sebenarnya, lanjutnya, pembuatan rudal ini akan disandingkan dengan empat kapal korvet (kapal cepat) yang dibuat TNI AL dan PT PAL di Fasilitas Sarana dan Perbaikan TNI AL di Surabaya, yang dibuat pada tahun 2005 ini.

Rudal ini nantinya akan menjadi senjata utama keempat kapal korvet yang masing-masing panjangnya 40 meter.

"Kita tentunya tidak membuat hanya asal senjata tok, tentunya sudah dalam masuk program pelatihan awal, pelatihan teknologi dan penggunaannya. Sedapat mungkin semuanya kita kerjakan di sini, kalau pun terpaksa ada dari luar kita transper teknologi," jelas Bernard.

Termasuk transfer teknologi rudal dengan Cina, di mana TNI AL juga membuat kontrak kerja dengan negara tirai bambu itu. Dalam proyek ini, tidak hanya melibatkan LAPAN saja, tapi juga lembaga lainnya seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia (DI), Lembaga Atom Nasional (LAN) sesuai bidang masing-masing.

Hanya saja, Bernard belum bisa menjelaskan jumlah rudal yang akan diproduksi di dalam negeri. Tentunya ada tahapan dalam memproduksi rudal, seperti tahapan penelitian dan pengembangan terlebih dahulu. "Untuk pengembangan saja ada tahapannya, tidak langsung produksi. Untuk langsung produksi mungkin tahun 2006 atau 2007, tahun ini pengembangan," jelasnya.

Bernard mengatakan, untuk alokasi anggaran pengembangan rudal nasional itu sekitar Rp 25 miliar dalam dua tahap. Uji coba akhir kemungkinan baru pada akhir tahun 2006 atau awal 2007. "Jadi butuh wajktu dalam 10 tahun ke depan. Jadi kalau saya ditanya berapa produksi, saya belum bisa katakan, karena ini masih dalam tahap pengembangan," jelasnya.

Peluru kendali anti permukaan (darat) biasanya berjangkau di atas 20 mil/km. Sementara itu, Mahdi Kartasasmita membenarkan rencana pengembangan dan pembuatan rudal nasional yang dinamakan Rudal Sondakh itu. Menurut Mahdi, rudal nasional tersebut akan diaplikasikan untuk TNI AL dalam meningkatkan kemandirian masalah pertahanan.

"Jadi ini tidak ada konotasi untuk agresi ke luar. Kita lembaga sipil untuk membantu TNI AL semata-mata dalam rangka pertahanan negara," jelas Mahdi.

Dalam proyek ini, menurut Mahdi, perlu ada penyesuaian bukan hanya di bidang hardware saja, tapi juga secara kelembagaan dan SDM. "Ini usaha integrasi kekuatan usaha nasional. Kegiatan ini untuk menyatukan usaha di dalam negeri," jelasnya.

Mahdi menjelaskan, LAPAN sendiri sebenarnya sudah membuat roket dengan berbagai ukuram seperti 250 mili diameter, 150 mili diameter dan 70 mili diameter. Kerjasama juga pernah dilakukan dengan TNI AU untuk merubah bahan bakar roket ukuran 70 mili diameter. Jadi, jelas Mahdi, bahan-bahan untuk membuat rudal nasional ini sebenarnya sudah ada, bukan sama sekali dari nol.

Rencana pengembangan dan pembuatan rudal ini menurut Bernard sudah dikomunikasikan kepada pihak Departemen Pertahanan. Untuk itu, soal pendanaan pengembangan rudal ini juga atas sepengetahuan pihak Dephan.

Sumber : detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar